Enggak pede resign? Masa sih?

Jika ibu bekerja kantoran demi mendapatkan tambahan pemasukan untuk keluarga, apakah gaji yang ia dapatkan betul-betul bisa jadi tambahan? Atau hanya sedikit bersisa dari keperluan membayar asisten rumah tangga untuk jaga anak, bayar transportasi, bayar makan siang dan jajan serta beli baju untuk penampilan layak?


 

Dari sebuah toko diskon, saya membeli buku Ellie Kay berjudul “1/2 price living” (dengan diskon 50%)  yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Gramedia. Ini buku lama sih. Saat melihatnya di rak, saya baru nyadar ada buku ini. Kayaknya kok jarang lihat.

Kay beken gara-gara Oprah. Keahliannya ialah berhemat gila-gilaan tapi tetap bisa hidup nyaman dan masih bisa traveling bersama tujuh anak. Iya, dia punya 5 anak kandung dan 2 anak tiri yang semuanya hidup dalam petualangan seru bersama ibu mereka dan si ayah. Suami Kay ialah pilot pesawat tempur AS.

Sebelumnya, Kay tak pernah terpikirkan jadi ibu rumah tangga. Dari kecil, Kay  senang ‘make money’. Saat masih bocah dia beli permen dalam jumlah besar lalu dijual dengan untung 40% per butir kepada teman-teman di sekolahnya. Saat lulus kuliah, ia bekerja sebagai trader saham di wall street. Ia punya cita-cita, kelak menjadi seorang CEO.

Dalam perjalanan hidup ia bertemu Bob, pilot pesawat tempur. Mereka menikah dan beranak pinak. Cita-cita menjadi perempuan karier yang cemerlang dirasa Kay makin pudar. Ia sibuk hamil dari tahun ke tahun dan mengandalkan satu pemasukan dari suami. Ibu 7 anak + 1 anjing itu lantas terlatih untuk menyiasati hidup tanpa menjadi pelit. Kay mengandalkan kupon diskon dan bisa sangat cermat membandingkan harga. Jika belanja USD150, misalnya, ia bisa menghemat hingga USD100 gara-gara kupon diskon. Wow!

Kay tidak meributkan mana yang lebih baik antara ibu bekerja kantoran vs ibu di rumah. Semua ibu ialah pekerja –saya sepakat-. Yang kemudian menarik dicermati ialah: jika ibu bekerja kantoran demi mendapatkan tambahan pemasukan untuk keluarga, apakah gaji yang ia dapatkan betul-betul bisa jadi tambahan? Atau hanya sedikit bersisa dari keperluan membayar asisten rumah tangga untuk jaga anak, bayar transportasi, bayar makan siang dan jajan serta beli baju untuk penampilan layak?

Bertahun-tahun berhemat membuat Kay jadi ahli. Makanya ia bisa banyak berbagi cara menyiasti hidup hemat ala Amerika. Kebanyakan, mengandalkan kupon diskon dan mencermati tawaran promo. Menjelang anak-anaknya besar, Kay mulai menulis dan membuat seminar-seminar tentang berhemat. Dan ternyata, itu dibutuhkan banyak orang Amerika. Nasihat Kay, rata-rata sangat praktis dan aplikatif. Ya begitulah, pada akhirnya ia tetap jadi CEO perusahannya sendiri, dari rumah, tanpa kehilangan momen pertumbuhan anak-anaknya. 🙂

Nice ya.  Kata dia, “Tuhan menjawab keinginan saya dengan cara yang lebih indah.”

 

 

Tinggalkan komentar